SEMARAK HUT MISYKATI
Siang itu gubuk sempit Misykati terkesan
padat oleh lalu-lalang Misykatian yang tengah mempersiapkan malam puncak HUT Misykati.
Di kampung Soekacawiek tepatnya, Misykatian sibuk mempercantik ruang seluas 3x6
m2 dengan berbagai pernak-pernik karya sendiri. Terlihat kertas, gunting,
spidol, hingga kayu berserakan di sana. Tak tertinggal es krim rasa coklat
vanilla menemani para Misykatian berkarya. Balon warna-warni berisi helium
telah tertata rapi dengan pita cantik menambah keramaiannya. Di sudut ruangan,
sebuah panggung kecil berdiri memberi kesan artistik. Belum cukup kiranya
pernak-pernik yang telah terpasang, Misykatian masih berkutik dengan gunting
dan teman-temannya. Tampak di sana mbak Nurul dan mbak Zia sibuk dengan
emot-emot lucu hasil karyanya. Tak mau terlihat nganggur, mas Ucup menebalkan
gambaran pensil emot-emot itu dengan spidol hitam. Berbeda dengan mas Ucup yang
mencari-cari kesibukan, melihat es krim coklat vanilla teracuhkan oleh para
manusia, mas Tebe mendekatinya dengan piring mungil dan sendok kecil di tangannya.
Mas Sarep yang melihatnya ingin mencomot es krim dengan sigap mengambil ember
es krim dan menjauhkannya dari si Hokage.
“Nih Cul, jangan kasih mas Tebe,” katanya
seraya menyodorkan ember es krim.
Berhubung saya baik hati dan merasa
iba dengan mupeng alias muka pengen mas Tebe, saya pun membagi es krim yang
tersisa.
Beberapa menit kemudian amu Muwafiq
dan keluarga tiba. Padahal hias menghias belum juga usai. Para Misykatian
bergegas merampungkan dekorasi. Satu persatu isian tumpeng pun berdatangan
lengkap dengan para pembuatnya. Tumpengan adalah tradisi yang tidak boleh
tertinggal dalam HUT Misykati. Pembuatan tumpeng dilakukan secara gotong-royong
antar warga Misykati.
Semua hal telah rampung. Acara siap dimulai.
Para Misykatian menempatkan diri, MC pun membuka acara. Kali ini acara
dibawakan oleh dua sejoli yang digosipkan pernah cinlok semasa putih
abu-abu. Namun sayang, kisah cinta mereka tidaklah bertepuk sebelah tangan.
Hingga sebuah fakta mengejutkan terkuak di antara mereka, bahwa ternyata mereka
saudara se-mbah canggah. Siapakah mereka? Siapa lagi kalau bukan Rafli dan Faza.
Acara dibuka dengan pembacaan ayat
suci Alquran beserta sari tilawahnya yang dilantunkan oleh Farras dan Ulya. Kemudian
acara dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia raya dan mars
kebanggaan yakni mars MAPK yang dipandu oleh Muta’ani Azzahra. Selanjutnya
sambutan oleh mas Muchlisin sebagai ketua Misykati. Dalam sambutannya beliau
mengajak para Misykatian menghidupkan kembali lentera Misykati yang kian
meredup. Sambutan yang kedua disampaikan oleh lik Pandi. Kata lik Pandi, ada
yang berbeda dengan HUT kali ini. Katanya HUT tahun ini lebih sistematis dengan
adanya undangan resmi dari panitia. Harapnya acara-acara ke depan lebih baik
lagi.
Inti acara dalam HUT Misykati adalah
potong tumpeng yang dilakukan langsung oleh ketua Misykati. Acara pemotongan
tumpeng diselipkan harapan untuk Misykati ke depannya.
Dan acara yang ditunggu-tunggu tiba:
pengumuman pemenang Pitik Cup. Apa sih Pitik Cup itu? Pitik Cup adalah sebuah
perlombaan yang memperebutkan seekor ayam.
Pembacaan pemenang Pitik Cup
dibawakan oleh mas Sarep dan mbak Nurul. Sepasang muda-mudi ini adalah penggerak
perpustakaan Misykati. Rumornya mereka terlibat cinlok. Bukan cuma Rafli dan Faza
ternyata hmm.
Disertai banyak basa-basi, keduanya
memanggil satu persatu pemenang. Pitik Cup dibagi dua sesi, yakni sesi outdoor
dan indoor. Outdoor dilaksanakan di Nadi Sallab. Lombanya
meliputi futsal, Tarik tambang, paku botol, kacang sumpit, dan koran berjalan.
Sedangkan indoor seperti biasa dilaksanakan di sekretariat Misykati.
Lomba-lombanya yaitu makan isy, karambol, one heart, PES, dan tebak kata.
Inilah para juara pitik cup: tarik tambang dimenangkan oleh Misykati, paku
botol oleh angkatan ganjil, kacang sumpit oleh Gratzka, koran berjalan oleh
Grivazs, makan isy putra oleh Gridzeft, makan isy putri oleh Grivazs, one heart
oleh Soekacawiek, tebak kata oleh Grizard, PES (single) oleh Grazeta,
PES (double) oleh Grivazs. Eits ada yang ketinggalan: FUTSAL. Karena ini
lomba utama pengumumannya harus istimewa dan hanya futsal yang ada pialanya
walaupun piala bergilir. Peraih piala kali ini adalah skuad Atletico Madrasah
sebagai pemenang utama dan juara kedua diraih oleh KSW Allstars.
Pengumuman pemenang Pitik Cup pun
usai, tapi acara belum selesai. Masih ada nominasi Misykati Award yang telah di-vote
lewat google form. Hayoo siapa yang belum nge-vote?
Mas Ucup maju ke panggung membawa
list nominasi Misykati Award. Tapi kok sendirian yak, akhirnya mas Ucup
berhasil menarik mbak Binti menemaninya di panggung utama. Berikut Misykatian
peraih nominasi: kategori talaqqi diraih oleh Anjaz Yordan Maula dengan
33 suara, teraktif oleh Dian Nafi’ El-Hamami dengan 26 suara, organisatoris
oleh Furqon Khoiruddin dengan 30 suara, tersangar oleh Said Abdillah dengan 28
suara, termumtaz oleh M. Ilham Azizi dengan 19 suara, rajin kuliah oleh
Arina Sabiela dengan 18 suara, terunyu putra oleh Farras Abiyyu dengan 24
suara, terunyu putri oleh Khoirunnisa Nur ‘aini dengan 20 suara, idaman oleh
Izzati Latifah dengan 28 suara, rajin oleh M. Nizar dengan 21 suara, jomblo
terlama oleh Rosyad Sudrajad dengan 32 suara, non-Misykatian teristimewa oleh
Fariz M. Iqbal dengan 25 suara, dan terakhir angkatan terbaik oleh Grivazs
dengan 20 suara. Wah sepertinya ada kejanggalan di sini, Grivazs sebagai
angkatan terbaik hmm.
Di panggung kecil pojok ruangan,
musisi-musisi Misykati mempersembahkan penampilan memukau sebagai penetral
kejenuhan para hadirin. Tak terlupa sebuah puisi karya Usman Arrumy dibacakan dengan
penuh penghayatan oleh Wawa –dedek baru Misykati yang baru mendarat satu bulan
yang lalu.
Di penghujung acara para sesepuh
menyampaikan wejangan-wejangan untuk para Misykatian. Tampak hadir 3 sesepuh Misykati,
di antaranya amu Sugeng, amu Muwafiq, dan kang Tole. Di antara ketiganya, amu Muwafiq
yang pertama kali memberi petuah. Beliau mengingatkan para Misykatian, di usia
Misykati yang menginjak angka 22 ini, agar selalu bersyukur berkat masih
eksisnya Misykati dalam kurun waktu hampir seperempat abad. Beliau juga
berpesan untuk selalu mengenang jasa para senior dan senantiasa melanjutkan
cita-cita para senior mempertahankan eksistensi Misykati baik dalam bidang
akademik maupun non-akademik. Petuah selanjutnya diberikan oleh amu Sugeng.
Beliau ini senior Misykati yang telah menyelesaikan doktoralnya beberapa minggu
yang lalu. Sembari bernostalgia, beliau berpesan supaya Misykati selalu menjaga
kerukunan. Satu ungkapan dari amu Sugeng yang saya ingat “rukun ing atase
bedo-bedo”, bermakna sedari dulu Misykatian adalah warna yang beragam namun
tetap rukun di atas keberagaman. Dan petuah terakhir disampaikan oleh baba
Ilkiya atau sering dipanggil kang Tole. Tak berbeda dari amu Sugeng, beliau
juga mengawali petuahnya dengan nostalgia singkat. Beliau mengingatkan petuah
lama tentang sebuah penyesalan dan meminta para Misykatian agar memanfaatkan
kesempatan sebaik mungkin. Beliau juga berpesan agar kegiatan-kegiatan keilmuan
dan kajian di Misykati diaktifkan kembali. Kata beliau, “yang dulu diuri-uri,
yang baru harus diupdate.”
Acara selesai.
Labels
Kemisykatian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar