LPJ dan Pemilihan Ketua Misykati di Tahun Baru
Regenerasi merupakan sebuah keniscayaan bagi
sebuah organisasi. Karena sebuah organisasi
harus bergerak dinamis sesuai dengan zamannya, dan wajah-wajah baru
pastinya hadir membawa ide-ide dan inovasi baru. Inilah yang nantinya akan membawa
warna baru bagi organisasi tersebut.
Rabu (20/9), pengurus Misykati periode 16/17
melaporkan kinerjanya selama setahun lebih dua puluh hari. Acara ini merupakan agenda tahunan yang biasanya diadakan
beberapa minggu sebelum calon mahasiswa baru datang dari Indonesia. Dengan kata
lain, pengurus baru memang seperti sengaja disiapkan untuk menyambut adik-adik
kelas yang akan datang ke Mesir.
Acara dimulai tepat setelah maghrib dengan
membaca doa awal tahun Hijriah sebagai pra-acara. Pembacaan basmalah, tilawah
al-Quran, dan sambutan-sambutan menjadi gerbang masuk menuju acara inti:
pembacan laporan pertanggungjawaban dan pemilihan ketua Misykati.
Laporan pertanggungjawaban dibacakan secara
singkat oleh Safrida selaku ketua Misykati dengan Furqon sebagai pendamping. Dari
dua puluh lima Misykatian yang hadir, tidak banyak kritik dan tanggapan yang
muncul, itupun hanya seputar kepenulisan laporan. Entah karena memang
kinerjanya yang sangat memuaskan selama setahun terakhir atau karena asas
“mempermudah urusan teman”, penulis kurang tahu. Ilkiya, peserta sidang termuda—1,5
tahun—tetap asik dengan bolanya yang ia giring dengan merangkak. Setelah kurang
lebih setengah jam berjalan, hadirin menyatakan bahwa laporan diterima, meski
pada awalnya kata “sah” yang biasanya diucapkan secara serentak terdengar penuh
keragu-raguan.
Usai pembacaan laporan dan beberapa evaluasi,
tibalah pada acara yang ditunggu-tunggu: pemilihan ketua Misykati 17/18. Dua
puluh lima Misykatian yang hadir menjaring beberapa nama untuk dicalonkan.
Hasilnya tidak terlalu mengejutkan, dua nama gaek, Furqon dan Pandu, serta satu
pendatang baru, Daus, menduduki tiga besar perolehan suara.
Ketiganya kemudian manyampaikan visi-misi untuk Misykati
satu tahun ke depan. Di putaran final, Daus memperoeh 13 suara, Pandu 8 suara,
dan Furqon 2 suara. Dengan demikian, Daus resmi terpilih sebagai ketua Misykati
2017/2018. Furqon dan Pandu sepertinya harus mencoba peruntungannya kembali
tahun depan.
Acara dilanjutkan dengan sambutan ketua baru dan
serah terima jabatan. Dalam sambutan kemenangannya, Daus bertekad untuk membawa
Misykati terbang tinggi dengan bantuan dewan pengurus dan seluruh Misykatian
tentunya, namun dia tidak menjelaskan secara rinci tentang makna kata “tinggi”
yang baru saja ia ucapkan. Menurut husnuzan penulis, Daus menganggaap
audien sudah paham tanpa dijelaskan karena hampir semua audien adalah
mahasiswa, atau ia ingin menunjukkan bahwa ia seorang pemimpin yang demokratis
dengan memberi kesempatan kepada audien untuk bisa mengartikan kata “tinggi” tersebut sesuai
pemikiran mereka.
Acara ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Sani
Muhammad Haidar selaku Misykatian yang baru pulang haji. Semoga Bung Daus dan
jajaranya bisa mengemban amanat dengan baik dan tekadnya untuk membawa Misykati
terbang tinggi terwujud.
Labels
Kemisykatian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar